Tangerang Selatan | LintasUpdate – Praktik penjualan obat-obatan golongan G secara bebas di wilayah Tangerang Selatan kembali menjadi sorotan tajam. Sejumlah toko obat diduga kuat menjual obat keras seperti tramadol dan hexymer tanpa resep dokter, dan tetap beroperasi seolah tanpa hambatan hukum, menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Temuan awak media menunjukkan bahwa beberapa toko menjajakan obat-obatan keras tersebut secara terbuka kepada siapa saja, tanpa memerlukan resep dari tenaga medis profesional. Padahal, kedua obat ini termasuk dalam kategori obat daftar G yang penggunaannya sangat dibatasi karena berisiko tinggi disalahgunakan.
Fenomena ini bukan hal baru. Namun, yang memprihatinkan, belum terlihat adanya tindakan tegas dari aparat penegak hukum, khususnya dari Polres Tangerang Selatan. Publik pun mulai mempertanyakan komitmen aparat dalam memberantas penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Upaya konfirmasi telah dilakukan oleh sejumlah jurnalis kepada Kepala Satuan Narkoba Polres Tangerang Selatan melalui pesan WhatsApp. Sayangnya, hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan dari pihak terkait. Sikap diam ini justru memperkuat dugaan adanya pembiaran terhadap praktik ilegal yang sudah lama meresahkan masyarakat.
“Ini sangat mencurigakan. Kalau aparat tutup mata begini, bagaimana nasib generasi muda kita? Ini bukan cuma soal hukum, tapi soal masa depan,” ujar seorang aktivis anti-narkoba yang enggan disebutkan namanya.
Masyarakat berharap institusi penegak hukum di Tangerang Selatan tidak tinggal diam dan segera bertindak tegas terhadap peredaran obat daftar G tanpa prosedur yang benar. Pengawasan terhadap toko-toko obat perlu diperketat, dan sanksi hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu jika ditemukan pelanggaran.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, Tangerang Selatan berpotensi menjadi ladang subur bagi penyalahgunaan obat keras, yang tidak hanya merusak generasi muda, tetapi juga mencoreng nama baik daerah.
Sudah saatnya aparat bertindak, bukan sekadar menjadi penonton.(Iwan)
