back to top
Kamis, Juni 19, 2025

Teater Bocah Putra Bangsa RAMAIKAN Jati Diri Sunda dalam Tawasulan Akbar Budayawan Se-Bogor Raya

Bogor | LuntasUpdate – Teater Bocah Putra Bangsa menampilkan Teatrikalisasi Puisi bertema “Sunda Wangsa Urang” pada kegiatan Tawasulan Akbar, Budayawan Se-Kota Bogor dalam rangka mengenang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 di Museum Pakuan Padjajaran, Batu Tulis Kota Bogor Selatan Jum’at malam, 16 Agustus 2024 mulai pukul 18.30 WIB hingga selesai sekira pukul 22.00 WIB. Sabtu, 17 Agustus 2024

Kegiatan yang didedikasikan bagi para pahlawan baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat buku sejarah, yang telah berjuang dan berkorban dalam merebut kemerdekaan pada tahun 1945.

Ketua umum Kandaga Urang Sunda, R. Gugum Gumelar menyampaikan “perjuangan dan pengorbanan merekalah, para pejuang bangsa yang telah membawa bangsa Indonesia pada momentum pernyataan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 sehingga sebagai generasi penerus kita bisa menikmati kehidupan bebas merdeka tanpa intimidasi, kooptasi dan marjinalisasi dari bangsa lain dalam membangun negeri tercinta ini,Hal ini harus kita kenang dengan mengucapkan syukur pada Tuhan dan berterimakasih pada arwah para pahlawan melalui doa bersama dalam kegiatan ini,” ungkapnya.

Selain aktifitas prosesi babakti Ka Lemah Cai, kegiatan yang dipandu pembawa acara yang dipandu Ki Mardi, Tawasulan yang dipandu oleh Ki Sujaih, ada pula kawih Sunda dengan iringan kacapi suling, sajian seni tarawangsa Jagat Layung Salaka Geni, pimpinan Ki Agung Putra Wijaya serta ditampilan teatrikalisasi puisi oleh anak-anak usia TK dan SD yang tergabung dalam Teater Bocah Putra Bangsa.

Melalui tampilannya, anak-anak itu mengilustrasikan kondisi kehidupan urang Sunda Kiwari yang mulai kehilangan jati diri, kehilangan orientasi hidup, buta sejarah, gagap budaya dan terlunta-lunta tanpa ikatan kebersamaan dan kesadaran yang dalam. “Urang teh Saha”, “urang teh rek kamana”, “diri teu wawuh ka jatina, raga teu apal purwadaksina”, kata-kata pertanyaan dilontarkan anak-anak tersebut yang berjalan gontai dan tertatih.

“Hirup ukur disetir ku batur, sakadar jongos bangsa deungeun,” kemudian dalam kegamangan dan tak mendapat jawaban, akhirnya serentak mereka berkata, ” jadi urang teh saha?” Mereka tersungkur dalam tangis.

Tiba-tiba masuk ke arena panggung sesosok perempuan tua yang berucap, “Sunda duh sunda//Ilang musnah kertaning bumi//Sunda duh sunda//Perlaya di buana tanpa daksa//Sunda duh sunda//Tinggal raga tanpa nyawa…”

Pada puncak pementasan muncul sosok lelaki membacakan narasi yang menyampaikan bahwa urang Sunda bisa kembali meraih kemajuan dengan catatan terbangun kesadaran bahwa sebagai salah satu suku bangsa besar, Sunda harus kembali menggali, mengenali dan mengkaji warisan nilai-nilai budaya berharga dari para Karuhun, sejarah peradaban besarnya, serta membangun kebersamaan untuk menyatukan visi kasundaan yang mampu bertahan dalam gelombang kehidupan yang semakin tidak memanusiakan, “Dinu Kiwari Ngancik Nu Bihari Seja Ayeuna Sampeureun Jaga,” ucap sosok tersebut yang kemudian disusul dengan kalimat, “Pakena Gawe Rahayu, Pakeun Jaya Dina Buana.”

Menurut Heri Cokro sebagai pelatih Teater Bocah yang juga berperan sebagai pembaca narasi tersebut, dirinya menyampaikan bahwa rangkaian kalimat masyhur yang dikenali urang Sunda sebagai kearifan yang harus dipertahankan.

“Hal ini harus menjadi sebuah kesadaran tentang pentingnya menghargai warisan leluhur untuk menjadi kekuatan pembangun di saat ini agar mampu meninggalkan kebaikan di masa mendatang, serta kesadaran untuk selalu berbuat kebajikan agar mampu meraih keselamatan dan kejayaan,” ungkap Cokro bersemangat.

Pementasan Sunda Wangsa Urang ini dimainkan oleh anak-anak Kampung Pasirangin, Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor yang bersekolah di SDN Cipicung 1 dan SDIT Birru Wataqwa Pamoyanan, Bogor Selatan, Kota Bogor. Narasi puisi dan sutradara oleh Heri Cokro serta Fitriani, Guru TK Plus Putra Bangsa.

Ketua panitia kegiatan, Achmad Gaos menyampaikan rasa bangga dan gembiranya menyaksikan tampilan teatrikal anak-anak teater Bocah ini dan menyampaikan apresiasinya untuk upaya ‘nanjeurkeun’ budaya Sunda melalui berbagai bentuk ekspresi kesenian apalagi yang dimainkan generasi muda nonoman Sunda.

“Meskipun usianya masih anak-anak, tapi mereka berani tampil dengan penuh penjiwaan, ini sesuatu yang positif dalam upaya kita membina generasi muda, Kandaga Urang Sunda tentu apresiatif dan akan selalu menyediakan ruang dalam berbagai acara untuk menampilkan kreasi seni generasi baru anak bangsa khususnya budaya Sunda,” pungkasnya.

Selepas pementasan teater Bocah Putra Bangsa, kegiatan berlanjut dengan tawasulan dan doa bersama untuk para pahlawan bangsa dari berbagai kalangan masyarakat yang telah berjuang dan bertempur dalam merebut kemerdekaan bangsa. Kemudian dilanjutkan dengan pementasan seni tarawangsa dan diakhiri dengan ramah tamah.(Galang)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
0PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles

Enable Notifications OK No thanks