Bogor | LintasUpdate – Cariu (28/5/2025) — Tahu dan tempe masih menjadi makanan favorit masyarakat Indonesia. Selain harganya yang terjangkau, makanan ini juga dikenal kaya gizi dan menyehatkan. Namun, di balik popularitasnya, muncul praktik curang yang berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.
Seorang produsen tahu dan tempe asal Cariu, bernama Yono, yang dikenal sebagai “Juragan Tahu dan Tempe”, diduga menggunakan zat formalin dalam proses produksinya. Dugaan ini mencuat setelah aktivitas Yono mulai menjadi sorotan awak media setempat.
Dalam keterangannya, Yono mengaku bahwa hasil produksi tahunya telah dipasarkan ke sejumlah wilayah di Cariu dan sekitarnya, termasuk Bogor. “Kegiatan saya cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan menggaji para pegawai,” ujarnya sembari mengucap syukur.
Namun demikian, masyarakat diimbau untuk lebih waspada saat membeli tahu dan tempe di pasaran. Sebab, penyalahgunaan bahan pengawet berbahaya seperti formalin masih ditemukan di lapangan.
Sebagai informasi, formalin merupakan larutan kimia yang tidak berwarna dan memiliki aroma tajam. Kandungannya terdiri dari sekitar 37 persen formaldehida, zat yang biasa digunakan sebagai pengawet mayat dan pembunuh hama — bukan untuk konsumsi manusia.
Salah satu pegawai Yono yang enggan disebutkan namanya mengatakan bahwa pabrik rumahan tersebut telah beroperasi lebih dari 20 tahun. “Pengiriman kami sekitar 200 kilogram per hari,” ujarnya. Namun, ia menolak memberikan keterangan lebih lanjut dan menyarankan awak media untuk langsung bertanya kepada sang pemilik.
Hingga berita ini diturunkan, tim redaksi masih berupaya mengkonfirmasi hal ini kepada dinas terkait. Pertanyaan besar pun muncul: apakah selama ini pabrik tersebut sudah mendapat pengawasan yang semestinya?
Jika dugaan ini terbukti benar, berarti selama dua dekade masyarakat telah mengonsumsi produk yang mengandung zat berbahaya.(James)
