BOGOR | LintasUpdate – merayakan usianya yang ke-542 dengan semangat yang bergelora setiap tanggal 3 Juni. Meskipun demikian, apakah perayaan ini masih mampu menjangkau ke dalam jati diri warga Bogor dengan kedalaman yang sesungguhnya?
Saat HJB digelar, sorotan lebih sering tertuju pada lingkaran elit pemerintahan, sementara kaum bawah terkadang hanya menjadi penonton di pinggiran. Ini menjadi sorotan tajam dari pengamat Sosial Politik Ekonomi dan Budaya, kang Satya, yang mengungkapkan bahwa perayaan tersebut belum mampu mencapai akar rumput masyarakat.
Menurut Satya, seharusnya perayaan HJB menjadi momentum untuk membangkitkan kesadaran kolektif, memperkuat jati diri, dan menciptakan karakter yang khas bagi setiap warga Bogor. Namun, apa yang terjadi justru sebaliknya. Kegiatan tersebut seringkali hanya sebatas rutinitas biasa tanpa memberikan nilai tambah yang signifikan.
Kritik yang dilontarkan oleh Satya juga mengarah pada kurangnya perhatian dari pemerintah daerah Kabupaten Bogor terhadap upaya pemajuan budaya. Seharusnya, sebagai pusat kekuasaan, pemerintah memiliki peran penting dalam memelihara dan mengangkat nilai-nilai sejarah dan budaya yang melekat pada Bogor.
Dengan demikian, perayaan HJB seharusnya bukan sekadar seremoni kosong, melainkan sebuah momen untuk merayakan dan memperkuat akar budaya yang kaya di tengah-tengah masyarakat Bogor.(Cakra,L)
