Bengkulu | LintasUpdate – Ketua Organisasi Masyarakat (Ormas) Gerakan Bela Tanah Adat (Garbeta), Dedi Mulyadi, angkat bicara terkait tudingan PT Sanadabi Indah Lestari (SIL) yang diduga menuduh masyarakat mencuri kelapa sawit.
Dedi Mulyadi menilai tuduhan tersebut tidak benar. Menurutnya, warga memanen hasil pertanian bukan di atas lahan milik PT SIL. Ia bahkan menuduh PT SIL telah menipu masyarakat.
“Tuduhan PT SIL tidak benar karena masyarakat memanen sawit di kawasan HPK, bukan di lahan HGU milik PT SIL. Justru PT SIL yang menipu masyarakat karena secara sepihak membatalkan pembelian sawit,” ujar Dedi, Minggu (13/04/2025).
Akibat tudingan tersebut, terjadi kericuhan yang menyebabkan beberapa warga diamankan oleh pihak kepolisian karena diduga membawa senjata tajam (sajam) dan memicu kerusuhan.
Menanggapi hal itu, Dedi menjelaskan bahwa kericuhan terjadi karena masyarakat yang hendak menjual hasil panen dihadang oleh pihak PT SIL dengan cara menutup akses jalan.
Ia juga menegaskan bahwa senjata tajam yang dibawa petani bukan untuk melukai, melainkan alat kerja yang memang biasa digunakan untuk memanen sawit.
“Sejak siang hingga sore, akses jalan ditutup oleh PT SIL. Masyarakat akhirnya geram dan mencoba menerobos agar bisa keluar. Saat itulah terjadi bentrokan antara warga dan aparat, hingga beberapa warga diamankan karena dituduh membawa sajam. Padahal, alat itu digunakan untuk panen sawit,” jelas Dedi.
Dedi berharap Presiden turun tangan untuk membebaskan masyarakat Desa Lubuk Banyau yang kini ditahan. Ia juga meminta agar legalitas PT SIL diperiksa secara menyeluruh.
Hingga berita ini diterbitkan, redaksi telah mencoba menghubungi pihak PT SIL melalui pesan WhatsApp, namun belum mendapat tanggapan. (Red)
