Bogor | LintasUpdate – Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Jasinga tahun 2025 mendapat kritik tajam dari kalangan pemuda. Mereka menilai agenda tersebut hanya formalitas tanpa substansi yang jelas dan tidak mencerminkan kebutuhan nyata masyarakat.
Ketua Jaringan Kebudayaan Rakyat (Jaker) Kabupaten Bogor, Didin Ra Dien, mempertanyakan validitas data dalam dokumen perencanaan yang dipaparkan dalam forum tersebut.
“Jadi catatan bagi Bappedalitbang, usulan yang terpampang di sini datanya dari mana?” ujarnya dengan nada kritis.
Menurutnya, dokumen perencanaan yang digunakan sangat meragukan karena banyak hal yang dinilai tidak benar-benar berasal dari aspirasi masyarakat. Ia juga menyoroti minimnya dedikasi dan pengabdian dari penyelenggara pemerintahan, yang menjadi salah satu penyebab sulitnya kesejahteraan masyarakat terwujud.
“Jika Musrenbang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, mengapa realisasinya jauh dari kebutuhan nyata?” tegasnya.
Pemuda Walk Out dari Forum
Kekecewaan semakin memuncak ketika Ketua DPK KNPI Jasinga, Alpin Arapli, bersama Sekretaris Katar Jasinga, Panca, dan rekan-rekannya, memutuskan untuk keluar dari forum yang digelar di Aula Serbaguna Desa Koleang, Rabu (5/2/2025).
Alpin menyoroti ketimpangan antara usulan tahun sebelumnya dengan realisasi program tahun 2025.
“Banyak usulan tahun 2024 yang justru hilang di 2025. Sejak 2021, kami sudah bersuara soal peningkatan Puskesmas Jasinga menjadi Rumah Sakit Tipe D karena kebutuhan fasilitas kesehatan sangat mendesak. Namun, hingga kini belum ada kepastian,” ungkapnya.
Sementara itu, Panca menilai Musrenbang kali ini mencederai peran pemuda dalam pembangunan daerah.
“Pemuda seharusnya dilibatkan, tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Fasilitas yang menunjang pemuda tak mendapat perhatian, komunikasi dengan pemerintah kecamatan pun nyaris tidak ada,” katanya.
Keputusan para pemuda Jasinga untuk meninggalkan forum ini menjadi bentuk ketidakpercayaan terhadap Pemerintah Kecamatan Jasinga, yang dinilai tidak serius dalam menyerap aspirasi masyarakat.
Janji Ketua DPRD Kabupaten Bogor Dipertanyakan
Di tempat yang sama, Bung Dery juga mengkritik soal janji pembangunan yang pernah disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Sastra Winara, dalam audiensi beberapa waktu lalu.
“Saat itu kami menghadap Ketua DPRD Kabupaten Bogor bersama perwakilan pemuda dan tokoh masyarakat. Ia menjanjikan anggaran sekitar Rp 2 miliar untuk membangun eks Pendopo Kewadanaan Jasinga. Namun, belakangan anggaran itu justru dipangkas menjadi Rp 480 juta,” ujarnya.
Bung Dery menegaskan bahwa pemotongan anggaran ini menimbulkan tanda tanya besar.
“Jika memang ada perubahan anggaran, harus ada penjelasan yang jelas. Dari Rp 2 miliar menjadi Rp 480 juta, penyebabnya apa? Jika tidak ada kejelasan, ini bisa dianggap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap masyarakat Kecamatan Jasinga,” pungkasnya.
Pemerintah Kecamatan Jasinga kini dihadapkan pada tuntutan besar untuk membuktikan bahwa Musrenbang bukan sekadar agenda seremonial, tetapi benar-benar berpihak pada masyarakat.(Cakra)