Jakarta Timur | LintasUpdate – Penjualan obat-obatan terlarang golongan G seperti Tramadol, Trihexyphenidyl, dan Excimer semakin marak terjadi di wilayah hukum Jakarta Timur. Ironisnya, peredaran obat-obatan ini dilakukan secara terang-terangan dengan kamuflase toko berbentuk apotek resmi.
Tim awak media mendatangi salah satu lokasi yang diduga menjadi tempat penjualan obat golongan G ilegal tersebut. Lokasinya berada di Jl. Lapangan Tembak, Cibubur. Toko tersebut beroperasi layaknya apotek pada umumnya, namun berdasarkan investigasi, diketahui menjual obat-obatan terlarang tanpa resep dokter.
Saat dikonfirmasi, penjaga toko bernama Aji mengaku baru tiga bulan bekerja di tempat tersebut. Ia menyatakan bahwa toko itu telah beroperasi cukup lama, namun tidak mengetahui secara pasti identitas pengelola utamanya yang disebut bernama Adam. “Saya baru tiga bulan di sini. Kalau pemiliknya namanya Adam, tapi saya juga tidak tahu identitas lengkapnya,” ujar Aji.
Lemahnya pengawasan dari Aparat Penegak Hukum (APH) diduga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan para pelaku merasa aman dalam menjalankan aktivitas ilegal ini. Tanpa adanya penindakan tegas, praktik penjualan obat terlarang ini dikhawatirkan akan terus berkembang dan merugikan masyarakat, terutama generasi muda.
Padahal, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dengan tegas mengatur larangan peredaran obat tanpa izin edar. Pasal 197 Jo Pasal 106 ayat (1) menyebutkan:
“Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah).”
Diharapkan pihak berwenang segera bertindak untuk menertibkan peredaran obat golongan G di wilayah Jakarta Timur demi menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat luas.(Adlil/Dony)
