Tangerang | LintasUpdate – Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Keluarga Pers Indonesia (DPD AKPERSI) Provinsi Banten, Yudianto, C.BJ., angkat bicara terkait insiden penganiayaan terhadap enam anggota AKPERSI Riau pada Sabtu (8/8/2025).
Peristiwa tersebut terjadi saat enam wartawan yang tergabung dalam AKPERSI Riau tengah melakukan kegiatan sosial kontrol di sebuah pom bensin di Tabe Gadang, Pekanbaru. Namun, mereka justru mengalami penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota kepolisian dan TNI.
Yudianto mengecam keras tindakan tersebut dan menantang pelaku untuk bertanggung jawab.
“Kalau berani, datanglah ke Banten. Atau, seluruh AKPERSI se-Indonesia akan mendatangi Polda Riau untuk menuntut keadilan,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa pernyataannya sejalan dengan sikap Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang pernah menyampaikan bahwa tidak ada yang kebal hukum di NKRI.
Yudianto mengingatkan, profesi jurnalis dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. Karena itu, tindakan intimidasi dan kekerasan terhadap wartawan merupakan pelanggaran serius.
“Kami meminta Presiden untuk menegakkan keadilan. Kalau seorang jurnalis saja bisa diperlakukan seperti ini dan dibiarkan, bagaimana nasib masyarakat biasa?” ujarnya.
Ia juga menyoroti maraknya kasus kekerasan di Indonesia, mengingat belum lama ini publik dihebohkan oleh kasus perundungan seorang prajurit TNI di NTT oleh seniornya hingga meninggal dunia.
“Apa kabar Indonesia jika kekerasan seperti ini terus terjadi? Seolah sekarang berlaku ‘No Viral, No Justice’,” tambahnya.
Yudianto pun mempertanyakan keseriusan aparat penegak hukum.
“Beranikah mereka menangkap oknum polisi dan oknum TNI yang melakukan penganiayaan terhadap enam anggota AKPERSI Riau?” tutupnya.(Iwan)
