CILEGON | LintasUpdate – Fenomena bajing loncat yang meresahkan semakin marak terjadi di Kota Cilegon, mengancam stabilitas dunia usaha, khususnya di sektor logistik.
Para pelaku kejahatan ini menargetkan bahan-bahan mudah dijual seperti terigu, gula, biji plastik, dan sembako lainnya, menimbulkan kerugian besar bagi perusahaan.
Ironisnya, aksi-aksi kriminal ini terjadi di kota yang dikenal sebagai pusat investasi, Cilegon. Kejadian ini menimbulkan kekecewaan mendalam, terutama mengingat keberadaan pos polisi dan Polsek Merak yang berdekatan dengan lokasi rawan.
Kalangan pengusaha mempertanyakan apakah aksi bajing loncat ini sekadar tindakan kriminal liar atau bagian dari jaringan yang lebih terorganisir, yang bahkan diduga mendapatkan dukungan dari Aparat Penegak Hukum (APH).
Beberapa titik rawan bajing loncat telah diidentifikasi di Kota Cilegon, termasuk Jalan Lingkar Selatan, pintu tol Damkar Cilegon Barat, dan yang terbaru, di depan Hotel Pesona, arah masuk pintu tol Merak.
Selain aksi bajing loncat, masalah premanisme dan pungli juga semakin memperburuk kondisi perjalanan logistik, yang berujung pada peningkatan biaya dan waktu pengiriman.
Yang lebih memprihatinkan, tidak terlihat adanya patroli rutin dari pihak APH pada jam-jam rawan, yaitu antara pukul 01.00 hingga 05.00 WIB.
Hal ini mendorong Asosiasi Jasa Logistik Pengiriman Barang untuk segera mengirimkan surat kepada Kapolri, mendesak tindakan tegas terhadap situasi yang semakin tidak terkendali ini.
Kehadiran bajing loncat di jalur-jalur vital Kota Cilegon bukan hanya meresahkan para sopir, tetapi juga mengancam iklim investasi dan kelancaran bisnis di kota ini.
Dunia usaha berharap adanya langkah nyata dari pihak berwenang untuk mengakhiri teror yang terus berulang. (Nanang)
