Bogor | Lintasupdate – Pernyataan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto tentang pembentukan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) menuai berbagai tanggapan, termasuk dari Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin. Ia mempertanyakan apakah langkah tersebut sekadar untuk menambah jabatan strategis bagi perwira tinggi TNI.
Menanggapi hal ini, Ketua Forum Bhinneka Tunggal Ika, Dr. Taufan Hunneman, meluruskan pemahaman tersebut. Menurutnya, pernyataan Panglima TNI harus dilihat dalam konteks yang lebih luas, terutama terkait tema besar yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2025.
Konteks Pidato Panglima TNI
Taufan menjelaskan bahwa dalam pidatonya, Panglima TNI menekankan pentingnya kajian komprehensif terhadap doktrin TNI agar selaras dengan perkembangan zaman. Oleh karena itu, menurutnya, TB Hasanuddin keliru dalam menafsirkan maksud Panglima mengenai Kogabwilhan.
“Kogabwilhan dibentuk untuk menghadapi tantangan tugas ke depan dan memastikan tidak ada tumpang tindih kewenangan,” ujar Taufan, yang juga merupakan mantan aktivis 1998.
Ia pun menyarankan agar TB Hasanuddin lebih cermat dalam memahami pidato Panglima, agar tidak menarik kesimpulan hanya dari potongan teks.
“Panglima TNI sedang melakukan pidato reflektif yang bertujuan menggugah diskusi mengenai doktrin, organisasi, pola rekrutmen, serta satuan masa depan,” tegasnya.
Dukungan terhadap Satuan Siber
Selain menyoroti Kogabwilhan, Taufan juga mengapresiasi inisiatif Panglima TNI dalam membentuk satuan siber. Dalam rapat kerja Komisi I DPR pada Selasa (4/2/2025), Panglima Agus Subiyanto mengungkapkan bahwa pihaknya telah merekrut sejumlah ahli siber, termasuk mantan peretas, untuk memperkuat pertahanan digital Indonesia.
Menurut Taufan, langkah ini sangat strategis mengingat maraknya ancaman siber yang berpotensi mengganggu keamanan nasional.
“Panglima TNI sangat visioner dengan membentuk pasukan siber yang berbasis pada keterampilan dan teknologi tinggi,” pungkasnya.(Permana)
